MENYELAMATKAN KEPUNAHAN!

Oleh : SASKIA AFRA NURINAS

            Suara burung yang indah dan ayam berkokok menyambut matahari yang sedang tersenyum melihat keindahan pagi ini.
            Nama ku Keyla Shalsabila, aku masih duduk di bangku SMP, tepatnya kelas 8E. Aku suka banget sama yang namanya tanaman dan pecinta binatang dari yang kecil sampai besar. Bahkan binatang buas pun aku suka. Asal kita tidak mengganggu mereka aku yakin mereka tidak akan menyerang kita.
            Sebentar lagi jam setengah tujuh, sebelum berangkat sekolah aku harus menyirami semua tanamanku agar tidak mati apa lagi sekarang musim kemarau. Dan aku juga tidak lupa memberi makan binatang peliharaanku namanya cimot dia adalah kucing kesayanganku. Saatnya aku berangkat sekolah aku tidak pernah lupa untuk berpamitan kepada orang tuaku.
            Sesampai disekolah aku lalu berjalan menuju kelasku. Hari ini waktunya aku piket aku lalu mengambil sapu dibelakang pintu kelas, lalu temanku Sesa menghampiriku “Wiss, rajin banget sihh!!” ejeknya “Yaiyalah, hari ini kan aku piket,” jawabku “Ya dehh..” balasnya “Ehh sekarang praktek biologi kan?” temanku yang bernama Lian menyambung pembicaraan “Oh iyaya..” balasku.
“TEEEETTTTT…” bel masuk berbunyi.
            Bu Sri memasuki kelasku “Anak anak, sekarang waktunya kita praktek menanam tanaman. Kalian buat satu kelompok berjumlah lima anak ya..” jelas bu Sri. Kelompokku ada tiga anak perempuan dan ada dua anak laki laki yaitu aku,Sesa, Lian, Iqbal, dan Rafi. Bu Sri menyuruh kami keluar kelas untuk menanam di pinggir lapangan sekolah kami.
            Kami menanam tumbuhan bunga mawar, aku dan Lian mengambil air dari kamar kecil dekat dengan kelas ku dan Sesa, Iqbal, dan Rafi menanam bungan mawar itu dengan hati hati agar tidak terkena duri duri tersebut. Setelah jadi kami menyiraminya agar tidak mudah mati lalu kami menulis nama kelompok kami di kertas putih dan ditempelkan di pot bunga mawar tersebut.
“TEEEEETTT…..” bel istirahat pun berbunyi.
            Teman teman pun berlarian keluar kelas. Ada yang ke koperasi, dan ada pula yang hanya duduk saja ditaman, dan ada yang dikelas. Pada saat aku pergi ke kantin aku melihat dua anak yang sedang mengobrol sambil merobek robek dan menyabuti daun daun tanaman yang ada didekatnya. Aku menghampiri mereka yang ternyata adalah adik kelasku “Hai dek, lagi ngobrol ya? Boleh gak kalau mengobrol disini tidak usah merobek robek dan mencabuti tanaman disini, kan kasihan mereka!” perintahku kepada mereka sambil tersenyum hangat. “Maaf ya kak..” jawabnya singakat, pasti meeka agak kesal dan mengira aku aneh karena sudah kasian kepada tanaman. Tiba tiba terdengar suara dari loudspeaker sekolahku ”Kepada para siswa setelah bel pulang sekolah berbunyi untuk berkumpul dilapangan sekolah terima kasih” pengumuman yang terdengar dari loudspeaker sekolahku.
“TEEETTT….” Bel pulang pun berbunyi.
            Teman temanku berlarian menuju lapangan sekolah “Assalammualaikum Wr.Wb!” salam Bu Tati kepada kami. “Walaikumsalam Wr Wb.” Anak anak menjawab salam Bu Tati tersebut dengan lantangnya. “Anak anak besok hari Sabtu selama tiga hari kita akan mengadakan camping. Camping ini wajib diikuti karena setelah itu kalian harus membuat laporan pengamatan selama disana. Kalian membuat satu kelompok sebanyak tujuh orang lalu satu kelompok membawa dua tenda, adapun barang barang yang harus kalian bawa yang lainnya ada di madding sekolah, sudah jelas belum?” Bu Tati menjelaskan panjang lebar. “Jelas bu…” jawab kami dengan lantang.
Setelah pulang sekolah…
            Sampai dirumah aku menyiapkan apa saja yang harus dibawa walaupun masih lama untuk melaksanakan camping tersebut tetapi agar tidak lupa apa saja yang harus dibawa agar tidak kewalahan.
Senja pun datang suara malam pun tiba…
            Sekarang sudah jam setengah Sembilan waktunya aku tidur. Walaupun besok tanggal merah aku tetap harus bangun pagi. Sebelum tidur aku selalu minum segelas susu hangat setelah itu mematikan lampu dan hanya menggunakan lampu tidur. Tetapi aku tak pernah lupa untuk berdo’a sebelum tidur.
Pukul 04.00 pagi, terdengar suara adzan yang memanggil kita untuk beribadah sudah datang…
            Sudah subuh, aku pun terbangun untuk sholat shubuh. Sebelum beribadah aku membersihkan badanku dulu. Setelah selesai beribadah mumpung hari libur aku membereskan kamarku hingga bersih, menyirami tanamanku, memberi makan Cimot hingga membantu ibuku didapur didapur untuk menyiapkan sarapan pagi hari ini.
Beberapa hari kemudian waktunya camping…
            Hari ini adalah waktunya yang aku tunggu tunggu. Aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini. Ayahku mengantarku kesekolah, disekolahku ada dua buah bus untuk mengantar kami ke perkemahan. Selama perjalanan kami bernyanyi bersama sama, ada yang ketiduran, ada yang mengobrol sambil mengemil sampai ada yang mabuk dalam perjalanan karena memang jalanan disini berliuk liuk.
Sesampai diperkemahan…
            Setelah sampai kami menyiapkan tenda untuk malam nanti setelah itu kami mencari kayu bakar untuk api unggun.
Malam pun tiba suara lolongan anjing hutan terdengar…
            Malam ini sangat dingin sekali tidak seperti dikota, “Key, aku kebelet pengen kencing nih, kamu anterin aku ya!” permohonan Amanda teman sekelompok dan sebangkuku. “Aduh kamu ini aneh aneh aja, ya udah deh ayo cepet!” aku mengeluh kepada Amanda. Setelah meminta izin kepada guru kami aku mengantarkan Amanda ke kamar kecil yang dapat dibongkar pasang. Saat Amanda masuk tiba tiba terdengar suara tembakan dan ada suara aungan harimau. “Manda, Manda. Cepetan kamu dengar gak sih suara itu!?” tanyaku kepada Amanda sambil ketakutan. “Iya iya bentar,” jawab Amanda. Setelah itu kami cepat cepat kembali ke perkemahan. Kami bernyanyi didekat api unggun, “Anak anak kalian tidur nanti tengah malam akan diadakan jurit malam” permintaan Bu Tati. “Ya bu..” balas kami agak kecewa.
Setelah beberapa jam kemudian…
            Aku terkejut saat mendengar suara Bu Dwi, “Anak anak bangun, sekarang waktunya jurit malam!” teriakan Bu Dwi. Kami berkumpul didekat api unggun. Kelompokku ada empat anak cewek dan tiga anak cowok yaitu aku, Amanda, Sesa, Lian, Iqbal, Rafi dan Lukman. Kami menelusuri jejak yang ada dipeta yang diberikan dari guru kami. Tiba tiba terdengar suara tembakan dan suara gajah seperti kesakitan. Kami mengikutisuara itu, suara itu terdengar sampai sebuah rumah yang cukup besar kami melihatseorang pria menyeret sebuah karung yang terlihat lumayan berat dengan temannya yang membantu “Ayo cepat bawa binatang itu kedalam!” perintah seorang pria yang membawa senapan ditangan kananya. Kami pun memutuskan untuk menyelidikinya besok, karena besok tidak ada kegiatan setelah menyelesaikan kegiatan jurit malam. Kami pun kembali ke perkemahan untuk istirahat.
Matahari pun datang menyinari hari ini…
            Kami bersiap siap untuk menyelidiki orang orang misterius itu. “Ayo cepat teman teman!” perintah Sesa. “Iya tunggu bentar, aduh mana sih senterku..nah ini dia!” jawab Lukman sambil mencari senternya. Kami pun berjalan menuju tempat yang kemarin kami lihat. Sesampai disana kami melihat satuorang pria yang kemarin kami lihat membawa senapan. “Eh cepat kita harus mencari macan tutul. Ada pesanan untuk dibuat jas!” perintah pria tersebut kami hanya melihat dari kejauhan didekat semak semak. “Key kayaknya mereka melakukan perburuan liar deh?” ucap Iqbal padaku. “Iya ya coba kita ikuti mereka mau kemana,” perintahku kepada teman teman. Kami pun mengikuti mereka. Pada saat diperjalanan Sesa pun berteriak karena ada lintah dikakinya, “Aaahh!..” jeritannya sangat kencang. “Ssstt, jangan berisik!” perintah Lian kepada Sesa sambil menutup mulut Sesa dengan tanganya. “Siapa itu?” ucap pria tadi, kami terdiam sejenak, untung saja mereka tidak menghiraukannya lalu mereka melanjutkan lagi. “Tapi ada lintah di kakiku!”  ucap Sesa lalu Rafi mengambil lintah itu. Kami melanjutkan perjalanan.
            Kami sampai di sebuah tempat yang tertutup oleh rumput dan semak semak yang banyak, disana terlihat seekor macan tutul yang sedang minum di suatu sungai yang kecil tiba tiba mereka menembak dengan senapan yang dapat membius macan tersebut. Lalu macan itu dibawa kerumah yang lumayan besar. Kami memasuki rumah itu, ada ruangan khusus. “Sepertinya ruangan itu tempat mereka menaruh binatang binatang itu.” Ucap Amanda. Ternyata dugaan kami benar didalam situ lumayan luas dan disana pun ada macan tutul tersebut, tiba tiba pria tadi masuk kedalam. “Hay! Sedang apa kalian disini!!” gertakan pria tersebut. “Teman teman dalam hitungan ketiga lari ya, satu…dua…tigaaa..!” intruksi dari Lukman. Kami pun menyebar lalu teman pria itu membantu untuk menangkap kami. Amanda, Rafi, dan Sesa tertangkap. Sedangkan aku, Lian, Iqbal, dan Lukman berhasil kabur. Lalu kami menuju ke perkemahan untuk mencari bantuan.
            “Bu Tati, Bu Dwi, Pak Rahmat tolong kami..!!” permohonanku kepada guru guru. “Ada apa anak anak kok rebut rebut?” tanya Bu Dwi. “Amanda, Rafi, dan Sesa di tangkap penjahat di rumah tengah hutan itu” jawab Lian sambil ngos ngosan. Akhirnya kami kembali ketempat tersebut.
            Kami memutuskan untuk menyelamatkan teman teman kami yang ditangkap penjahat itu. Sedangkan guru kami memberitahu kepada pihak berwajib. Kami mengendap endap memasuki rumah dan ruang dimana teman kami disandra. Sebelum kami memasuki ruang itu kami memastikan bahwa tidak ada pria pria itu. Setelah kami masuk dan menemukan ruang teman teman disandra. Lukman dan Iqbal menjaga pintu agar tidak ketahuan. “Akhirnya kalian datang..” kegembiraan Amanda. “Iya iya lah masa kita ninggalin kalian gitu aja..” jawab Lian sambil membukakan tali yang mengikat tangan dan kaki Amanda. Tiba tiba pria pria itu datang saat Lukman dan Iqbal mendekati kami. “Hay! Kalian mau kabur ya?!!” gertakan pria itu kepada kami lalu mereka berusaha menangkap kami tetapi kami mencoba melawan. Untung saja akhir akhir ini kami belajar beladiri jadi kami bisa melawan mereka. Pada saat Rafi memukul penjahat itu hingga pingsan temannya ingin menyerang dari belakang. Sesa melihatnya dia mengambil kayu yang ada di dekatnya lalu dia memukul punggung penjahat itu. Setelah mereka kalah kami mengikat mereka dengan tali.

            Dengan cepat guru guru kami memberitahukan ke pihak berwajib lalu penjahat penjahat itu diserahkan kepada pihak yang berwajib dan binatang binatang yang sudah ditangkap akan dibebaskan kembali. “Terima kasih sekali ya adik adik kalian sudah membantu kami menangkap buronan yang kami cari cari selama ini!” ucapan terimakasih pak polisi yang menangkap penjahat itu. “Ya pak sama sama, kita tidak akan mungkin diam saja jika ada kejadian seperti itu!” jawab kami. Setelah itu kami kembali ke kota. Setelah kejadian itu kami lebih mencintai dan menjaga keindahan binatang binatang dan tumbuhan yang ada di alam semesta ini.


EmoticonEmoticon